INDUSTRI
A.
Masalah lingkungan dalam pembangunan industri
Pertambahan penduduk yang cepat mempunyai
implikasi pada berbagai bidang. Bertambahnya penduduk yang cepat ini
mengakibatkan tekanan pada sektor penyediaan fasilitas tenaga kerja yang tidak
mungkin dapat ditampung dari sektor pertanian. Maka untuk perluasan kesempatan
kerja, sektor industri perlu ditingakatkan baik secara kualitas maupun
kuantitas. Peningkatan secara bertahap di berbagai bidang industri akan
menyebabkan secara beransur-ansur tidak akan lagi tergantung kepada hasil
produksi luar negeri dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Walau telah ditentukan oleh pemerintah bahwa
dalam peningkatan pembangunan industri hendaknya jangan sampai membawa akibat
rusaknya lingkungan hidup, dalam kenyataannya yang lebih banyak diperhatikan
dalam pendirian industri sekarang adalah keuntungan-keuntungan dari hasil
produksinya. Sedikit sekali perhatian terhadap masalah lingkungan, sehingga
pendirian industri tersebut akan mengakibatkan pencemaran lingkungan oleh hasil
pembuangan limbah industri yang kadang-kadang diabaikan. Oleh karena itu perlu
adanya perencanaan yang matang pada setiap pembangunan industri agar dapat
diperhitungkan sebelumnya segala pengaruh aktivitas pembangunan industri
tersebut terhadap lingkunganyang lebih luas. Dalam mengambil keputusan
pendirian suatu perindustrian, selain keuntungan yang akan diperoleh harus pula
secara hati-hati dipertimbangkan kelestarian lingkungan. Berikut ini ada
beberapa perinsip yang perlu diperhatikan dalam pembangunan proyek industri
terhadap lingkungan sekitarnya :
1. Evaluasi
pengaruh sosial ekonomi dan ekologi baik secara umum maupun khusus.
2. Penelitian dan
pengawasan lingkungan baik untuk jangkapendek maupun jangka panjang. Dari sini
akan didapatkan informasi mengenai jenis perindustrian yang cocok dan
menguntungkan.
3. Survey
mengenai pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul pada lingkungan.
4. Berdasarkan
petunjuk-petunjuk ekologi dibuat formulasi mengenai kriteria analisa biaya,
keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan pengelolaan proyek.
5. Bila penduduk
setempat terpaksa mendapat pengaruh negatif dari pembangunan proyek industri
ini, maka buatlah pembangunan alternatif atau dicarikan jalan untuk kompensasi
kerugian sepenuhnya.
Kegiatan
pembangunan industri yang melibatkan unsur – unsur tersebut dapat menimbulkan
dampak negatif yang berupa :
1. Pandangan yang kurang menyenangkan bagi
wilayah industri.
2. Penurunan niali tanah di sekitar industri bagi
permukiman
3. Timbul kebisingan oleh operasi peralatan.
4. Bahan – bahan buangan yang dikeluarkan oleh
industri dapat menggangu dan mengotori udara, air, dan tanah.
5. Perpindahan penduduk yang menimbulkan dampak
sosial.
6. Hasil produksi industri dapat mempengaruhi
pola hidup masyarakat.
7. Timbulnya kecemburuan sosial.
B. Keracunan
bahan logam atau metaloid pada industrialisasi
Manusia bukan hanya menderita sakit karena
menghirup udara yang tercemar, tetapi juga akibat mengasup makanan yang
tercemar logam berat. Sumbernya sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam di
lingkungan yang tercemar atau daging dari ternak yang makan rumput yang sudah
mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Akhir-akhir ini kasus keracunan logam berat
yang berasal dari bahan pangan semakin meningkat jumlahnya. Pencemaran logam
berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya
dengan penggunaan bahan tersebut oleh manusia.
Pencemaran lingkungan oleh logam berat dapat
terjadi jika industri yang menggunakan logam tersebut tidak memperhatikan
keselamatan lingkungan, terutama saat membuang limbahnya. Logam-logam tertentu
dalam konsentrasi tinggi akan sangat berbahaya bila ditemukan di dalam
lingkungan (air, tanah, dan udara).
Sumber utama kontaminan logam berat
sesungguhnya berasal dari udara dan air yang mencemari tanah. Selanjutnya semua
tanaman yang tumbuh di atas tanah yang telah tercemar akan mengakumulasikan
logam-logam tersebut pada semua bagian (akar, batang, daun dan buah).
Ternak akan memanen logam-logam berat yang ada
pada tanaman dan menumpuknya pada bagian-bagian dagingnya. Selanjutnya manusia
yang termasuk ke dalam kelompok omnivora (pemakan segalanya), akan tercemar
logam tersebut dari empat sumber utama, yaitu udara yang dihirup saat bernapas,
air minum, tanaman (sayuran dan buah-buahan), serta ternak (berupa daging,
telur, dan susu).
Sesungguhnya, istilah logam berat hanya
ditujukan kepada logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3.
Namun, pada kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya
juga dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, yang termasuk ke
dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur.
Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah: arsen (As),
kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), dan seng
(Zn).
Arsen
Arsen (As) atau sering disebut arsenik adalah
suatu zat kimia yang ditemukan sekitar abad-13. Sebagian besar arsen di alam
merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa substansi inorganik. Arsen inorganik
dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Menurut
National Institute for Occupational Safety and Health (1975), arsen inorganik
bertanggung jawab terhadap berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker.
Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat.
Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam yang
ada secara alami, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud
cair. Logam murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, dan mengkilap. Bila
dipanaskan sampai suhu 3570C, Hg akan menguap. Selain untuk kegiatan
penambangan emas, logam Hg juga digunakan dalam produksi gas klor dan soda
kaustik, termometer, bahan tambal gigi, dan baterai.
Walaupun Hg hanya terdapat dalam konsentrasi 0,08
mg/kg kerak bumi, logam ini banyak tertimbun di daerah penambangan. Hg lebih
banyak digunakan dalam bentuk logam murni dan organik daripada bentuk
anorganik. Logam Hg dapat berada pada berbagai senyawa. Bila bergabung dengan
klor, belerang, atau oksigen, Hg akan membentuk garam yang biasanya berwujud
padatan putih. Garam Hg sering digunakan dalam krim pemutih dan krim
antiseptik.
Timbal
Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat
populer dan banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya Pb yang digunakan di industri nonpangan dan paling banyak menimbulkan
keracunan pada makhluk hidup. Pb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna
cokelat kehitaman, serta mudah dimurnikan dari pertambangan.
Dalam pertambangan, logam ini berbentuk
sulfida logam (PbS), yang sering disebut galena. Senyawa ini banyak ditemukan
dalam pertambangan di seluruh dunia. Bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan Pb
ini adalah sering menyebabkan keracunan.
C.
Keracunan bahan organis pada industrialisasi
Kemajuan industri selain membawa dampak
positif seperti meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkurangnya
pemgangguran juga mempunyai dampak negatif yang harus diperhatikan terutama
menjadi ancaman potensial terhadap lingkungan sekitarnya dan para pekerja di
industri. Salah satu industri tersebut
adalah industri bahan-bahan organik yaitu
metil alkohol, etil alkohol dan diol.
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia
adalah aset penting dari kegiatan industri, disamping modal dan peralatan. Oleh
karena itu tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya-bahaya lingkungan kerja
yang dapat mengancam kesehatannya.
Metil alkohol dipergunakan sebagai pelarut
cat, sirlak, dan vernis dalam sintesa bahan-bahan kimia untuk denaturalisasi
alkohol, dan bahan anti beku. Pekerja-pekerja di industri demikian mungkin
sekali menderita keracunan methanol. Keracunan tersebut mungkin terjadi oleh
karena menghirupnya, meminumnya atau
karena absorbsi kulit. Keracunan akut yang ringan ditandai dengan
perasaan lelah, sakit kepala, dan penglihatan kabur, Keracunan sedang dengan gejala sakit kepala
yang berat, mabuk , dan muntah, serta depresi susunan syaraf pusat, penglihatan
mungkin buta sama sekali baik sementara maupun selamanya. Pada keracunan yang
berat terdapat pula gangguan pernafasan yang dangkal, cyanosis, koma,
menurunnya tekanan darah, pelebaran pupil dan bahkan dapat mengalami kematian
yang diseabkan kegagalan pernafasan. Keracunan kronis biasanya terjadi oleh karena menghirup metanol keparu-paru
secara terus menerus yang gejala-gejala utamanya adalah kabur penglihatan yang
lambat laun mengakibat kan kebutaan secara permanen.
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk metanol di
udara ruang kerja adalah 200 ppm atau
260 mg permeterkubik udara. Etanol atau etil alkohol digunakan sebagai
pelarut, antiseptik, bahan permulaan untuk sintesa bahan-bahan lain. Dan untuk
membuat minuman keras. Dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut keracunan akut
ataupun kronis bisa terjadi oleh karena meminumnya, atau kadang-kadang oleh
karena menghirup udara yang mengandung bahan tersebut, Gejala-gejala pokok dari
suatu keracunan etanol adalah depresi susunan saraf sentral.Untunglah di
Indonesia minum minuman keras banyak dihindari oleh pekerja sehingga ”problem
drinkers” di industri-industri tidak ditemukan,
NAB diudara ruang kerja adalah 1000 ppm atau 1900 mg permeter kubik.
Keracunan-keracunan oleh
persenyawaan-persenyawaan tergolong alkohol dengan rantai lebih panjang sangat
jarang, oleh karena makin panjang rantai makin rendah daya racunnya.
Simptomatologi , pengobatan, dan pencegahannya hampir sama seperti untuk
etanol. Seperti halnya etanol , persenyawaan persenyawaan yang tergolong diol mengakibatkan depresi
susunan saraf pusat dan kerusakan-kerusakan organ dalam seperti ginjal, hati
dan lain lain. Tanda terpenting
keracunan adalah anuria dan narcosis. Keracunan akut terjadi karena meminumnya,
sedangkan keracunan kronis disebabkan penghirupan udara yang mengandung bahan
tersebut. Pencegahan-pencegahan antara lain dengan memberikan tanda-tanda jelas kepada tempat-tempat penyimpanan bahan
tersebut.
Keracunan toksikan tersebut diatas tidak akan terjadi manakala
lingkungan kerja tidak sampai melebihi
Nilai Ambang Batas dan pemenuhan standart dilakukan secara ketat.
MASYARAKAT SEKITAR PERUSAHAAN INDUSTRI
Kehidupan masyarakat Desa Cangkringmalang
telah mengalami perubahan semenjak adanya lingkungan industri di desa ini.
Adanya lingkungan industri di desa ini menjadikan kehidupan masyarakatnya
menjadi maju. Hal ini terlihat dari cara bekerja masyarakat desa yang semula
bekerja sebagai petani kini beralih pada usaha bisnis dengan cara mendirikan
berbagai macam sarana seperti pertokoan, pasar swalayan, restoran, warung
telekomunikasi, salon dan lainnya untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.
Dengan adanya berbagai sarana yang ada di desa ini membuat gaya hidup
masyarakatnya menjadi berperilaku konsumtif dalam memenuhi kenutuhan hidupnya
akan barang dan jasa.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1) Bagaimanakah perilaku konsumtif masyarakat
Desa Cangkringmalang,
2).
Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perilaku konsumtif masyarakat Desa
Cangkringmalang. Tujuannya adalah :
1)
Untuk mengetahui perilaku konsumtif masyarakat Desa Cangkringmalang,
2)
Untuk mengetahui factor-faktor masyarakat Desa Cangkringmalang berperilaku
konsumtif.
Penelitian ini menggunakan metode analisi
model interaktif dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Cangkringmalang yang tinggal
dekat dengan lingkungan industri.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Sebuah pembangunan fisik yang dilakukan oleh
sektor pemerintah maupun sektor swasta harusnya benar-benar memperhatikan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dari pembangunan itu. Tidak bisa
dinafikkan bahwa pembangunan terutama dalam sektor industri akan meningkatkan
taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan terbukanya
lapangan pekerjaan.
Dalam bukunya Wahyu Widowati,dkk. “Efek Toksik
Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran”, perkembangan ekonomi
menitikberatkan pada pembangunan sektor industri. Disatu sisi, pembangunan akan
meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyarakat
atau daerah. Disisi lain, pembangunan juga bisa berefek buruk terhadap lingkungan
akibat pencemaran dari limbah industri yang bisa menurunkan kesehatan
masyarakat dan efek yang ditimbulkan dari pembangunan terhadap lingkungan
disekitarnya.
Dengan
ditingkatkannya sektor industri di Bangka Belitung nantinya diharapkan taraf
hidup masyarakat akan dapat ditingkatkan lagi. Akan tetapi, disamping
tujuan-tujuan tersebut maka dengan munculnya berbagai industri serta
pembangunan berskala besar di Bangka Belitung ini perlu dipikirkan juga efek
sampingnya berupa limbah. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat (solid
wastes), limbah cair (liquid wastes), maupun limbah gas (gaseous wastes).
Ketiga jenis limbah ini dapat dikeluarkan sekaligus oleh satu industri ataupun
satu persatu sesuai proses yang ada di perusahaannya.
Selama ini bahaya limbah yang dihasilkan oleh
sebuah industri dan pembangunan tidak kita sadari. Bangka Belitung contohnya,
pembangunan dan industri yang dilakukan sama sekali tidak layak dalam hal
amdalnya. Banyak bangunan dan industri di Bangka Belitung ini yang tidak tahu
kemana limbah industri itu dibuang. Sebenarnya, jika berbicara limbah maka
bukan saja hanya dihasilkan oleh industri namun juga ada limbah rumah tangga
tapi mungkin bahaya yang ditimbulkan tidak seriskan limbah industri.
Sadarkah kita bahwa ternyata, kerusakan
lingkungan tidak hanya disebabkan oleh pertambangan semata tetapi pencemaran
limbah juga akan berdampak pada kerusakan lingkungan bahkan akan membawa efek
buruk bagi kehidupan manusia. Ketidaktahuan kita akan informasi bahaya limbah
itu menjadikan penyadaran itu tidak muncul. Sebenarnya, tanpa disadari bahwa
efek negatif yang kita rasakan dalam kehidupan kita seperti tercemarnya air
bersih dan timbulnya beberapa penyakit seperti gatal-gatal, alergi dan iritasi
itu disebabkan oleh pencemaran limbah yang tidak kita sadari.
Berdasarkan pertimbangan diatas, perlu kiranya
diperhatikan efek samping yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu industri atau
pembangunan sebelum mulai beroperasi. Oleh karena itu, perlu dipikirkan juga
apakah industri dan pembangunan tersebut menghasilkan limbah yang berbahaya
atau tidak dan perlu juga dipertanyakan tempat pembuangan limbah yang
dihasilkan dari perusahaan tersebut.
Sehingga segera dapat ditetapkan perlu
tidaknya disediakan bangunan pengolahan air limbah serta teknik yang dipergunakan
dalam pengolahan. Air limbah suatu industri baru diperbolehkan dibuang
kebadan-badan air apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan
oleh pemerintah. Selama ini hal tersebut tidak pernah dilakukan bahkan bukan
menjadi perhatian yang penting. Padahal sebenarnya sebuah industri dan
pembangunan terutama sekali yang dipertanyakan adalah tempat pembuangan
limbahnya.
Lakukan sebuah upaya untuk mencegah
kekhawatiran dan kecemasan itu sebelum semuanya menjadi terlambat. Jangan
menunggu timbulnya permasalahan dulu baru melakukan sebuah tindakan atau aksi.
Namun mulailah melakukan pencegahan itu lebih awal sebelum bahaya itu datang
D.
Perlindungan masyarakat sekitar terhadap
perusahaan industri
Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri
harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh
industrialisasi dari kemungkinan pengotoran udara, air, makanan, tempat sekitar
dan lain sebagainya yang mungkin dapat tercemari oleh limbah perusahaan
industri. Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya
pencemaran lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum dibuang harus
betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni.
Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan
tadi keluar dari suatu industri harus diolah dahulu melalui proses pengolahan.
Cara pengolahan ini tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau
uap beracun bisa dengan cara pembakaran atau dengan cara pencucian melalui
peroses kimia sehingga uadara/uap yang keluar bebas dari bahan-bahan yang
berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang mengandung partikel/bahan-bahan
beracun, bisa dengan cara pengendapan, penyaringan atau secara reaksi kimia
sehingga bahan yang keluar tersebut menjadi bebas dari bahan-bahan yang
berbahaya.
Pemilihan
cara ini pada umunya didasarkan atas faktor-faktor :
a)
Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan tersebut
b)
Besarnya biaya agar secara ekonomi tidak merugikan
c)
Derajat efektifnya cara yang dipakai
d)
Kondisi lingkungan setempat
Selain
oleh bahan bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari bahaya-bahaya
oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu industri. Dalam hal ini pihak
konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan atau terkenanya penyakit
dari hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum dikeluarkan dari perusahaan
produk-produk ini perlu pengujian telebih dahulu secara seksama dan teliti
apakah tidak akan merugikan masyarakat.
Perlindungan masyarakat dari bahaya-bahaya
yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industi adalah tugas wewenang
Departeman Perindustrian, PUTL, Kesehatan dan lain-lain. Dalam hal ini Lembaga
Konsumen Nasional akan sangat membantu masyarakat dari bahaya-bahaya
ketidakbaikan hasil-hasil produk khususnya bagi para konsumen umumnya bagi
kepentingan masyarakat secara luas.
Berdasarkan
data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi
sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai
berikut,sembrono,dan tidak hati-hati, tidak mematuhi peraturan.
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3%
dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain
itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan
73% dikarenakan perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku
tidak aman yang telah disebutkan di atas.
Orang yang mendapat kecelakaan luka-luka
sering kali disebabkan oleh orang lain atau karena tindakannya sendiri yang
tidak menunjang keamanan kecelakaan sering terjadi yang diakibatkan oleh lebih
dari satu sebab. Kecelakaan dapat dicegah dengan menghilangkan hal – hal yang
menyebabkan kecelakan
Beberapa
contoh tindakan yang tidak aman:
a.) Memakai
peralatan tanpa menerima pelatihan yang tepat
b.) Memakai alat
atau peralatan dengan cara yang salah
c.) Tanpa memakai
perlengkapan alat pelindung, seperti kacamata pengaman, sarung tangan atau
pelindung kepala
d.) Bersendang
gurau, tidak konsentrasi, bermain-main dengan teman sekerja atau alat
perlengkapan lainnya.
e.) Sikap
tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan dan membawa barang berbahaya di tenpat
kerja
f.) Membuat
gangguan atau mencegah orang lain dari pekerjaannya atau mengizinkan orang lain
mengambil alih pekerjaannya, padahal orang tersebut belum mengetahui pekerjaan
tersebut.
E.
Analisa dampak lingkungan perusahaan industri
Analisa dampak lingkungan atau yang biasa
disingkat AMDAL adalah salah satu studi yang mengidentifikasi, mempredikasi,
menginterpretasi dan mengkomunikasi pengaruh dari suatu kegiatan manusia,
khususnya suatu proyek pembangunan fisik, terhadap lingkungan.
Tujuan
dilaksanakan AMDAL adalah untuk memperkecil pengaruh negatif atau pengaruh
positif dari kegiatan manusia terhadap lingkungan .
Dalam pelaksanaannya sebaiknya digunakan
metodologi AMDAL yang tepat. Pendekatan yang terlalu sulit atau terlalu
sederhana sebaiknya dihindarkan.
FAKTOR
WAKTU DALAM AMDAL
Waktu yang diperlukan untuk penyusunan AMDAL
sangat berbeda, untuk proyek yang penting sering kali diperlukan data sekitar 2
– 3 tahun. Sedangkan untuk penyusunan laporan biasanya memakan waktu tergantung
pada besar kecilnya proyek, dapat 18 – 24 bulan, tetapi dapat juga pendek 3 – 6
bulan atau sangat panjang lebih dari 2 tahun.
PROSEDUR
ADMINISTRATIF AMDAL
Kerangka administratif pelaksanaan AMDAL yang
akan dijelaskan adalah kerangka umum yang dapat dikembangkan dan diterapkan
menurut spesifikasi tata pengaturan setiap Negara. Prosedur tersebut dapat
digunakan dalam bentuk yang paling sederhana tetapi juga dapat dikembangkan
lebih luas.
PELAKU
KEGIATAN AMDAL
Para
pelaku yang berperan dalam kegiatan AMDAL, yang terdiri dari pengambil
keputusan, penilai, pelaksana proyek, penelaan, instansi – instansi pemerintah
yang berkepentingan terhadap proyek, tim penasehat ahli, masyarakat dan badan –
badan internasional.
F.
Pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup
terhadap pembangunan industri
Kawasan
di sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi ; Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan
Cimanggis, dan Kecamatan Sukma Jaya merupakan wilayah lokasi industri yang
tumbuh dan berkembang secara alamiah (artinya pada awalnya tidak ada campur
tangan pemerintah) dan merupakan limpahan dari ketidak – siapan infrastruktur
pada kawasan industri Pulogadung. Pesatnya pembangunan industri di daerah
sepanjang Jalan Raya Bogor akhirnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah
dalam hal ini kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah
(Pemda) DKI Jakarta dan Jawa Barat. Penataan ruang di koridor Jalan Raya Bogor
tersebut hingga tahun 2005 (pada wilayah penelitian) diperuntukkan sebagai
kawasan industri yang tidak mencemari lingkungan hidup.
Lingkungan industri di koridor Jalan Raya Bogor
dibatasi salah satunya oleh tenaga kerja industri. Keberadaan tenaga kerja pada
industri menentukan pola persebaran ke ruangan (spasial), yang tercermin pada
pengelompokkan industrinya. Tipologi lingkungan industri skala sedang adalah
pengelompokkan lingkungan industri berdasarkan tenaga kerja dalam industri yang
jumlahnya antara 20-300 orang. Tipologi industri ini yang jumlahnya 100 atau
56,5 % dari total industri yang ada dan tersebar di sepanjang koridor Jalan
Raya Bogor (Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cimanggis dan Sukma Jaya).
Tujuan
dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pola keruangan (spasial)
persebaran industri sedang ;
2. Untuk mengetahui tenaga kerja industri sedang
pada masyarakat menetap ; dan
3. Untuk mengetahui hubungan industri sedang dengan
lingkungan sosial – ekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di wilayah
penelitian.
Adapun
hipotesis kerja penelitian, adalah :
Pola persebaran industri sedang
mengikuti pola tata ruang ;
Terdapat hubungan antara industri sedang
dengan lingkungan sosial – ekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di
sepanjang Jalan Raya Bogor.
Pada penelitian ini dilakukan
penghitungan skala T (Indeks Tetangga Terdekat), presentasi penyerapan tenaga
kerja lokal untuk industri, dan derajat kekuatan hubungan antara variabel bebas
(lingkungan sosial masyarakat pekerja pabrik) dan variabel terikat (Industri
Sedang). Pengujian dilakukan dengan metode statistik koefisien korelasi
kontigensi menggunakan software SPSS versi +98 for windows, yang dilanjutkan
dengan pembobotan skoring dari masing – masing variabel lingkungan sosial
(tingkat pendidikan, pendapatan / salary dan kualitas permukiman) terhadap
industri sedangnya. Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan hal – hal sebagai
berikut :
1. Lokasi industri skala sedang di wilayah
penelitian, terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu,
Mekar Sari, Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak,
dan Sukamaju dengan pola ke ruangan / spasial persebaran industrinya di
sepanjang Jalan Raya Bogor mengikuti pola penataan ruang yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Kodya Jakarta Timur dan Kota Depok. Berdasarkan hasil
perhitungan Analisis Tetangga Terdekat (Nearness Neighborhood Analysis), adalah
sebagai berikut :
a) Pola keruangan persebaran industrinya yang
mengelompok (Cluster Pattern) dengan nilai indeks skala T (0 – 0,7), terdapat
di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak ;
b) Pola keruangan persebaran
industrinya yang tidak merata / acak (Random Pattern) dengan nilai indeks skala
T (0,7 – 1,4), terdapat di wilayah Kelurahan Tugu, Mekar Sari, Sukamaju Baru,
dan Jatijajar ;
c) Pola keruangan persebaran
industrinya yang merata (Dispersed Pattern / Uniform) dengan nilai indeks skala
T (1,4 – 2,1491), terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon,
Curug dan Sukamaju.
2. Tenaga kerja
lokal yang terserap pada kegiatan industri berdasarkan pada tingkat pendidikan,
adalah sebagai berikut : Tingkat Pendidikan Menengah (SLTP / Sederajat dan SMU
/ Sederajat) 62,04%, Tingkat Pendidikan Rendah (SD / Sederajat) dan tinggi (D3
dan S1), Tingkat Pendidikan Sangat Rendah atau tidak sekolah mempunyai jumlah
yang relatif sedikit 2,81% dari jumlah total respoden pekerja industri.
3. Hubungan
antara industri sedang dengan lingkungan sosial – ekonomi masyarakat pekerja
industrinya yang menetap di wilayah penelitian, di rinci berdasarkan variabel
tingkat pendidikan, pendapatan (salary) dan kualitas permukiman, dengan kondisi
:
a) Wilayah Kelurahan Susukan, Tugu,
Mekar Sari, Cisalak Pasar, Jatijajar, Cilangkap, dan Cisalak mempunyai nilai
total skoring pembobotan lebih dari sama dengan 7, yang berarti bahwa pada
wilayah kelurahan tersebut terdapat hubungan variabel yang kuat dan positif
antara tipologi lingkungan industri dengan tipologi lingkungan sosial
masyarakat pekerja industrinya ;
b) Pada wilayah kelurahan lainnya,
seperti Ciracas, Pekayon, Curug, Sukamaju Baru, dan Sukamaju memiliki nilai
total skoring pembobotan kurang dari 7, yang berarti bahwa wilayah kelurahan
tersebut terdapat hubungan yang agak kuat dan positif antara tipologi
lingkungan industri dengan lingkungan sosial masyarakat pekerja industrinya.