ILMU SOSIAL DASAR
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
KELOMPOK : 1
ANGGOTA : 1.
DHEA IMANIAR HERLINA
2. M. TRI ADI
MULYO
3. REZA
NUR TRI PARTANTO
4. MUHAMAD
MUHARAM
5. YORI
ISRA PERMANA
KELAS : 1IB04
UNIVERSITAS GUNADARMA
1. INDIVIDU
A.
Pertumbuhan Individu
Individu berasal dari kata in dan devided.
Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak,
sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi,
atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium
yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Jadi, Individu merupakan unit
terkecil pembentuk masyarakat. Dalam
ilmu sosial, individu berarti juga bagian
terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Individu dibiasakan untuk bertumbuh
menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil. Individu yang saling bergabung akan membentuk
kelompok atau masyarakat. Masyarakat
adalah latar belakang individu, jembatan proses pembentukan karakteristik individu
terbentuk karena dinamika kelompok/masyarakatlah dapat mempengaruhi tingkah
laku seorang individu. Karakteristik
yang khas dari individu disebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki
kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan
faktor lingkungan (fenotip).
Pertumbuhan adalah suatu tahapan
peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan lain lain atau perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif yang mengacu pada
ukuran berat, besar, panjang, atau luas yang bersifat konkret atau irreversibel
(tidak dapat kembali ke bentuk semula). Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa, sebagai
bertambah tinggi, bertambah berat, bertambah besar dan lain lain
Pertumbuhan
individu pastinya melalui proses perkembangan dan pertumbuhan lahir maupun
batin, pertumbuhan ini tujuannya kearah yang lebih sempurna. Akan tetapi
pertumbuhan itu tergantung dari beberapa faktor :
a. Faktor Hereditas
Faktor hereditas (faktor internal) adalah faktor
keturunan atau pembawaan, yaitu segala ciri, sifat atau kemampuan yang dimiliki
individu sejak kelahirannya dan disebut sebagai turunan atau warisan dari orang
tuanya. Hereditas atau pembawaan ini dapat debedakan menjadi dua kategori,
yaitu:
· Pembawaan fisik
Pembawaan fisik seperti bentuk hidung, warna kulit, bentuk rambut, mata,
telinga, dan sebagainya merupakan pembawaan yang bersifat menetap (permanent
state). Sifat atau ciri pembawaan fisik ini secara alami tidak dapat dapat
dirubah atau bersifat menetap.
· Pembawaan Psikis
Pembawaan psikis (kejiwaan) merupakan pembawaan individu yang bisa berubah
(temporary state). Termasuk dalam pembawaan psikis ini antara lain
intelegensi (kecerdasan), bakat, sifat periang, pemberani, penakut, dan
sebagainya. Sifat-sifat tersebut merupakan faktor pembawaan yang kemungkinan
besar dapat berubah melalui interaksi dengan lingkungannya.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan (faktor eksternal) adalah segala faktor yang terlibat
serta berpengaruh dalam pertumbuhan di lingkungan. Lingkungan sebagaimana
dimaksud mungkin saja ada di sekitar individu, mungkin juga barada jauh dari
ndividu, berada pada saat ini, pada masa yang telah lama berlalu, lingkungan
yang efektif maupun lingkungan yang tidak efektif.
· Faktor Alam atau Geografis
Ligkungan alam atau geografis di mana individu tinggal akan berpengaruh
terhadap terhadap pertumbuhan perilaku individu. Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan
pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa
berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik
juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik
dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik
pula.
·
Faktor
Sosial
Individu selalu membutuhkan orang
lain. Individu tidak bisa hidup dengan sempurna tanpa berinteraksi dengan
individu yang lainnya. Kemampuan untuk hidup dan berinteraksi bersama individu
lainnya. Hubungan yang terjadi dapat
berbentuk hubungan antara individu dengan individu, hubungan antara individu
dengan kelompok, atau hubungan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi individu
dengan individu lainnya merupakan lingkungan sosial yang banyak berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kepribadian seseorang.
· Faktor Budaya
Kebudayaan yaitu segala sesuatu
ciptaan manusia sebagai usaha untuk mempertahankan hidupnya, lingkungan yang
berkenaan dengan segala hasil kreasi manusia. Manusia adalah makhluk yang
berbudaya dan membudaya. Kebudayaan merupakan lingkungan bagi individu dan
mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari
lingkungan sekitar maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
B.
Fungsi Keluarga
Fungsi
keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Macan-macam fungsi
individu, keluarga dan masyarakat:
1.
Individu
Individu berasal dari kata latin individuum
yang artinya tidak terbagi. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan
yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perseorangan.
Individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik
dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu,
yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang
bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang
lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan:
pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua
takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004:
64).
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang
sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi. Pengaruh lingkungan masyarakat
terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah
besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi
masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya
dengan manusia.
2.
KELUARGA
Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga
berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti
“anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family”
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Ada beberapa
fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah
mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak bila kelak dewasa.
2. Fungsi
Sosialisasi anak
Tugas keluarga dalam menjalankan
fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan
Tugas
keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak
baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah
menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang
lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
5. Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini
adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam
kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa
ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah
di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini
adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga
yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan
keluarga.
7. Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi
ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan
di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal
ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus. Memberikan
kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
3. MASYARAKAT
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat-istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkunganya. Dalam
bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti
kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul
dan bekerja sama.
Adanya
saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup
yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan
menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan
melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan dalm suatu masyarakat.
Golongan Masyarakat
Dalam pertumbuhan dan perkembangan,
masyarakt dapat dibedakan menjadi dua yaitu masyarakat sederhana dan masyarakat
maju.
Masyarakat Sederhana.
lingkungan masyarakat sederhana (primitive)
pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja
berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang
adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam
menghadapi tantangan-tantangan alam.
Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan
sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Masyarakat maju
dibedakan menjadi dua yaitu masyarakat industri dan masyarakat non-industri.
Masyarakat Industri Jika
pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat
industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus
yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Masyarakat Non-Industri Secara
garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group)
dan kelompok sekunder (secondary group).
Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar
anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini
disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering
berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok
primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas
pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih
dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung
atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer,
antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan
lain sebagainya.
Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi,
pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian
kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut
dedikasi.
Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang
telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh
kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat
buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
C. Hubungan
antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
Makna Individu
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk
individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat
dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Pendapat lain bahwa manusia sebagai
makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga,
melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi(individu)
yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta
kelemahan-kelemahannya.
Makna Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang
paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang
terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit
banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.
Disini kita sebutkan 5 macam sifat terpenting, yaitu :
1. Hubungan suami-isteri
2. Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara
3. Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan
4. Milik atau harga benda keluarga
5. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama / rumah bersama
Makna Masyarakat
Seperti halnya dengan definisi sosiologi yang
banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi tentang masyarakat yang
juga tidak sedikit. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita
kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya :
1. R. Linton : Setiap kelompok manusia yang
telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu mengorganisasikan
dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu
2. M.J Herskovist : Kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
3. J.L Gillin dan J.P Gillin : kelompok manusia
yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan
yang sama
4. S.R Steinmetz : Kelompok manusia yang
terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil,
yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur
5. Hasan Shadily : Golongan besar atau kecil
dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan
dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang
belum terorganisasikan mengalami proses fundamental, yaitu :
Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku
para anggota Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau lesprit de
corps Proses ini biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota
kelompok dalam suasana trial dan error.
Mengingat definisi-definisi masyarakat tersebut
di atas, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus ada
pengumpulan manusia, dan harus banyak. Bukan pengumpulan binatang
b. Telah bertempat
tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu
c. Adanya aturan atau undang-undang
yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama
Hal ini disebabkan manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat / keinginan, yaitu :
– Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu
masyarakat), ilmu sosial
– keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan
manusia hidup bersama, adalah :
a. Dorongan untuk mencari makan
b. Dorongan untuk mempertahankan diri
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Jadi masyarakat itu dibentuk
oleh individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar. Individu-individu yang
hilang ingatan, individu-individu yang fikirannya rusak, individu-individu type
bertapa tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang permanen, melainkan
hanyalah kepada mereka yang benar-benar saling mengikatkan dirinya dengan
individu-individu lainnya
D.
Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dari desa
ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu
kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk
yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya
salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam,
yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di
kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya
bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat
untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan
pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi,
terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut
bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong
seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau
faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada
dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan
dari pedesaaan ke perkotaan
Proses terjadi
nya Urbanisasi
Faktor
Penarik Terjadinya Urbanisasi
1.
Kehidupan kota yang lebih modern
2.
Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3.
Banyak lapangan pekerjaan di kota
4.
Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih
baik dan berkualitas
Faktor
Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1.
Lahan pertanian semakin sempit
2.
Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3.
Menganggur karena tidak banyak lapangan
pekerjaan di desa
4.
Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5.
Diusir dari desa asal
6.
Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Keuntungan Urbanisasi
1.
Memoderenisasikan warga desa
2.
Menambah pengetahuan warga desa
3.
Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu
daerah
4.
Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat
desa
Akibat
urbanisasi
1.
Terbentuknya suburb tempat-tempat
pemukiman baru dipinggiran kota
2.
Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang
tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3.
Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi
persyaratan kesehatan
4.
Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan
kerawanan sosial dan kriminal
Sumber
: http://www.republika.co.id